Kawan Sejati

ORIGINALLY POSTED on IFIART

Cerita ini menceritakan 2 orang anak yang ditinggalkan oleh ayahnya karna kawin dengan wanita lain.

dimas : hei, kamu kok blum pulang. Denger tuh, bel udah bunyi. Kok masih melamun aja nih. Apa yang kamu pikirin?

Gegi : ah nggak ada kok. Pulang yuk!

Di perjalanan, dimas bertanya pada gegi

Dimas : geg, aku perhatiin kamu akhir-akhir ini sering melamun, ada apa sih? Aku inikan teman dekat kamu. Cerita dong. Mana tau aku bisa bantu.

Gegi berhenti berjalan dan duduk di halte tempat pemberhentian bus.

Gegi : papaku kawin lagi, mungkin aku akan berhenti sekolah. Sedangkan, adikku satu orang yang masih duduk di bangku SD harus bayar SPP setiap bulannya. Kayaknya aku harus cari kerjaan untuk membantu ibuku. Eh, bus dah datang tuh.

Kemudian gegi dan dimas pergi menuju bus dan mereka masuk ke dalam bus itu dan duduk berdua di bangku paling belakang.

Setelah sampai di rumah, gegi jalan ke depan pintu rumahnya.

gegi : Assalamualaikum

Ibu : waalaikum salam, baru pulang nak

Gegi : ya bu (gegi duduk di kursi tamunya, sedangkan ibunya sedang menggosok baju)

Ibu gegi sekarang menerima upah menggosok dan mencuci baju dari para tetangga dekatnya.

Kemudian gegi mendekati ibunya.

Gegi : mari gegi tolong bu …!

Ibu : nggak usah nak.., tukarlah baju dan langsung makan ya!

Gegi : bu …! gegi mau berhenti sekolah aja bu, biar adik aja yang sekolah dan gegi menolong ibu mencari uang.

Ibu : jangan nak…jangan…kamu harus tetap sekolah, kamu nggak boleh gagal nak.

Esok hari minggu, gegi mencoba memulai bekerja dengan menjual koran dari rumah ke rumah. Ia melakukan itu tanpa diketahui oleh ibunya.

Gegi : koran…koran…koran…!

Adit : koran, sini! (adit duduk-duduk di depan rumah, alangkah terkejutnya adit melihat teman yang dibencinya menjual koran, dengan sombong adit menyapa gegi)

Ngapain kamu geg… jual koran segala, emangnya papa loe kemana? (sambil berkacak pinggang) kawin lagi, ha ha ha ha kacian deh loe (sambil mengambil koran yang ada di tangan gegi dan adit memberikan uang itu dengan menjatuhkan uang itu ke tanah)

Esoknya, gegi dan dimas sedang duduk di dalam kelas bersama temannya kemudian datang adit dengan senyum-senyum dan gaya yang mengejek.

Adit : koran…koran…koran….beli koran pak

Melihat gaya adit, semua teman yang ada di lokal terheran-heran dan sama-sama melirik teman sebangkunya.

dimas : ngapain kamu adit, kayak orang mabuk aja

lara : betul dimas, dia habis minum kali

Teman-teman : (semua teman tertawa mendengar ucapan lara yang rada-rada lucu)

adit : (adit menghampiri lara) cewek manis, kamu mau tahu nggak kenapa abangmu ini mabuk, mau tahu nggak teman semua??? Itu si gegi, datang ke rumah gue jualan koran, hahahaha……

lara : adit (dengan nada marah) kamu keterlaluan adit, kalau emangnya gegi jual koran, kenapa kamu menghinanya, mentang-mentang kamu anak orang kaya.

Dimas : (dimas datang menghampiri lara dan meredakan emosi lara) udahlah lar, jangan didengerin omongan si adit itu. Biarin aja dia ngomong, kalau udah capek dia akan berhenti sendiri kok.

Lara : habis dia keterlaluan sih sama teman

Kemudian guru kelas datang untuk memberikan pelajaran, karena terjadi keributan bu guru bertanya.

Bu guru : ada apa ini? Kenapa kalian ribut?

Lara : adit buk, dia mabuk

Bu guru : apa! Kamu mabuk dit?

Adit : nggak buk (adit kesal dan dia mengepalkan tinju kepada lara dan lara membalasnya juga dengan kepalan tinju)

Bu guru : sekarang jawab yang jujur, kalau tidak, ibu tak akan memulai pelajaran. Kalian seorang pelajar, tapi tingkah laku kalian tidak mencerminkan seorang pelajar.

Kemudian dimas angkat bicara.

Dimas : begini buk, adit yang mulai, baru aja dia masuk ke kelas, dia langsung menghina gegi. Katanya buk, koran…koran…koran.

Bu guru : maksudmu dimas?

Dimas : kemaren tanpa disengaja gegi menjual koran ke rumah adit buk

Bu guru : o… begitu, jadi gegi pergi menjual koran ke rumah adit dan sampai di sekolah, kamu menertawakannya adit? (bu guru marah dan adit tertunduk malu) keterlaluan kamu adit, seharusnya kamu membantu kawan yang tidak mampu, tapi sebaliknya kamu menghinanya. Adit, sekarang kamu ke kantor, gegi juga. (kemudian adit, gegi, bu guru pergi ke kantor dan adit di hadapkan ke kepala sekolah, sedangkan gegi ditanyai sama bu guru kelasnya)

Bu guru : gegi, apa betul kamu jualan koran, nak? Selama ini ibu nggak pernah dengar, ngomong-ngomong, bapakmu di mana kerjanya, geg?

Gegi : betul buk, itupun baru mulai, karena penghasilan ibu saya sebagai tukang cuci dan menerima upah gosok tidak mencukupi buk. Bapak saya yang menjadi permasalahannya buk, dia kawin lagi.

Bu guru : apa!!! Kawin lagi!!! (bu guru terkejut dan haru mendengar cerita dari gegi itu). Sekarang begini geg, nggak usahlah kamu jualan koran, nanti kamu ketinggalan pelajaran, kamu anak pintar dan kamu satu-satunya harapan orang tuamu. Kalau kamu kesulitan biaya sekolah, temui ibu ya nak?

Gegi : terima kasih atas kebaikan budi ibuk

Bu guru : nah sekarang yuk masuk ke kelas, kita mulai pelajaran (gegi dan bu guru masuk ke kelas dan bu guru memberikan pelajaran sampai pelajaran berakhir, tanda bel pulang sudah berbunyi. Gegi, dimas dan lara pulang bersama menuju halte bis)

Lara : gegi? Kamu harus sabar geg! Jangan didengerin omongan si adit, dia itu gila, mentang anak orang kaya, seenaknya menghina teman.

Dimas : udahlah lar, jangan ngomel terus, oh ya geg, nanti sore aku ke rumah ya?

Gegi : apa kamu nggak malu dimas datang ke gubuk aku itu

Dimas : nah … mulai lagi nih si gegi. Gegi, gegi, kita ini kan udah lama berteman, masa sih kamu nggak tahu siapa aku

Lara : pasti tahu donk…anak manager (sambil tertawa menyindir dimas)

Dimas : oh bukan itu maksud aku lar.

Lara : aku ngerti yang kamu maksud. Tapi kan aku bercanda kok (semuanya ketawa). Yuk itu bus datang.

Mereka bertiga berjalan cepat menuju bus. Sore harinya dimas pergi ke rumah gegi.

Dimas : assalamualaikum

Ibu gegi : waalaikum salam. Eh, dimas, mari masuk. (mendengar dimas datang, gegi keluar dari kamarnya, baru saja dimas duduk, terdengar lagi ketukan)

Lara : assalamualaikum

Gegi : waalaikum salam (gegi terkejut). Lara? Oh aku tahu! kalian janjiankan?

Lara : nggak, aku dengar tadi dimas bilang dia mau ke rumahmu. Rumah aku dan rumah dimas berdekatan, jadi aku ikutin dia dari belakang.

Dimas : oh begitu ya (dimas berlagak dan melirik gegi dan mereka tertawa)

Ibu gegi : (ibu gegi datang dari belakang membawa minuman). Ibu senang sekali melihat kalian bertiga.

Dimas : ibu, gegi, saya ke sini ada maksud baik bu

Lara : saya juga bu! Saya ke sini ada maksud baik juga.

Dimas : iiih anak ini, udahlah miss cimplak, tukang contek lagi

Ibu gegi : sudah, sudah, jangan bertengkar. Kalian tau nggak, cinta itu diawali oleh rasa benci membenci dan sering bertengkar loh.

Dimas : apa? Cinta? Mana mungkin saya suka ama teman sendiri. Ibuk ini bagaimana sih.

Lara : (lara terkejut mendengar ucapan dimas itu. Padahal selama ini, dia sudah lama memendam rasa suka kepada dimas. Tapi dia belum berani mengungkapkannya. Wajahnya memerah dan membalas ucapan dimas tadi) eh, kamu kira aku suka ama kamu. Eh kamu tu ngaca dong…… kamu tu nggak pantas untuk jadi pacarku.

Setelah melampiaskan ucapan itu semua, lara berdiri dan segera keluar untuk pulang. Tapi dimas langsung mengejarnya dan meraih tangan lara.

Dimas : lar, kamu kok kayak gini. Apa aku salah ngomong. Kita ini kan temen udah lama banget. Ya mana mungkin kita pacaran kan?

Lara : dim, kamu tu nggak ngerti.

Dimas : nggak ngerti apa lar?

Lara : (dengan tanpa rasa ragu lagi) aku tu suka ama kamu. Aku tu cinta ama kamu. Tapi kamu nggak pernah tau. Kalau aku tu cinta ama kamu.

Dimas : apa? Kamu cinta ama aku? Tapi kamu sendiri yang bilang kalau aku tu nggak pantas jadi pacar kamu.

Lara : (sambil menangis) itu semua aku katakan karna aku cinta ama kamu……

Dimas : (mengambil sapu tangan yang ada di kantong sakunya dan menghapus tangisan yang ada di pipi lara. Lalu memeluk lara) ya sudah, aku tau kamu suka ama aku. Tapi kamu tau nggak?

Lara : tau apa?

Dimas : kalau aku itu sebenarnya juga udah lama cinta ama kamu. Tapi aku mendam rasa cinta ku itu karna aku takut kamu bakal nggak suka kalau aku bilang itu ama kamu.

Lara : (tambah menangis dan memeluk dimas lebih erat) kamu jahat…… coba aku tau kamu juga suka ama aku. Pasti kejadiannya nggak kayak gini.

Gegi yang dari tadi melihat kejadian itu, merasa sedikit kecewa. Karna selama ini, dia juga memendam rasa cinta kepada lara. Tapi apa boleh buat. Cinta bukan hanya sekali. Tapi bisa dicari…………

Setelah itu, dimas dan lara masuk ke dalam rumah dengan saling berpegangan tangan.

Dimas : udah ah, malu ama gegi dan ibunya.

Lara pun melepaskan tangannya dari genggaman dimas. Ibu gegi menyuruh mereka masuk ke dalam dan berbincang kembali.

Ibu gegi : cinta tu memang aneh ya. Baru aja ibu bilang ama kalian, ternyata udah terjadi seketika. Memang cinta sulit ditebak ya.

Rasa sakit hati dan kecewa gegi yang tadinya timbul malah tambah timbul dan hampir menyelimuti ubun-ubun kepalanya setelah mendengar ucapan ibunya itu. Tapi semua itu bisa ia tahan untuk kesenangan temannya.

Ibu gegi : oh ya, kalian kesini mo ngapain sebenarnya. Katanya ada yang mo disampaikan. Apa tuh?

Dimas : gini buk, semua keadaan gegi saya ceritakan ama kedua orang tua saya. Mama dan papa prihatin melihat keadaan gegi. Jadi, mama dan papa sepakat untuk membantu biaya sekolahnya gegi.

Lara : sama,lara juga begitu buk.

Dimas : kayaknya kita memang sehati deh lar…

Ibu gegi : dimas dan lara, kamu berdua memang anak yang baik. Gimana caranya ibu membalas budi kalian, tuhan sajalah yang akan membalasnya. Ibu akan selalu mendoakanmu (menangis)

6 tahun lamanya, mereka tak jumpa. Sejak tamat SMA, gegi nggak menerima bantuan lagi dari keluarga dimas dan lara. Karena gegi sudah sangat membebani keluarga dimas dan lara, maka sejak saat gegi di perguruan tinggi, gegi bekerja sambil kuliah. Akhirnya gegi berhasil mendirikan sebuah perusahaan. Karena gegi berhasil terlebih dahulu, dimas dan lara masih belum dapat pekerjaan. Secara tak di duga-duga, lara dan dimas sama-sama melamar pekerjaan ke perusahaan gegi. Dari kamar kerja gegi, gegi memperhatikan kedua sahabatnya yang lagi ngomong dan gegi memerintahkan pegawainya memanggil nama kedua sahabatnya itu. Tapi dimas dan lara heran. Orang-orang yang sama-sama melamar dengan mereka dipanggil satu persatu, kenapa mereka dipanggil sekaligus. Gegi sengaja membelakangi meja. Dimas dan lara kayak orang kebingungan karena direktur itu belum juga berbalik.

Lara : (berbisik sama dimas). Sombong amat tuh pimpinan, udah lama kita berdiri, belum juga dipersilahkan duduk.

Dimas : sabar sedikit kenapa sih, memang begitu kalau jadi pimpinan

Lara : ih kamu …(sambil mencubit perutnya dimas)

Masih membelakangi meja dengan gaya yang agak sok, gegi bertanya sambil mencari sesuatu di lemari kerjanya.

Gegi : mau kerja disini? Apa syarat-syaratnya sudah lengkap?

Lara : sudah pak.

Gegi : apa tinggi badanmu 170 cm?

Lara : (lara terkejut karena di dalam persyaratan tak ada tinggi 170 cm) kok beda pak, syarat tertulis mengatakan bahwa ……(belum sampai lara ngomong, gegi berbalik ke arah mereka dan berkata) khusus untuk kamu, semua persyaratannya ditiadakan (sambil menunjuk ke arah lara)

Dimas/lara : (kayak disambar petir, mereka tak bisa bicara, matanya melotot memandang gegi)

Gegi : (menyadarkan mereka) hey, hey, hey, ini aku, bukan mimpi (gegi mencubit lengan dimas dan lara). Sakitkan???

Dimas/lara : gegi…kamu gegi……

Gegi : ya iyalah… ini aku, sahabatmu…

Dimas dan gegi berpelukan sedangkan lara menangis terharu.

Gegi : nah, sekarang kita berkumpul lagi dan tak mungkin berpisah. Udah lama kalian aku cari. Tapi nggak satupun yang ketemu. Sekarang mari kita kelola perusahaan ini bersama. Lebih tepatnya perusahaan ini milik kita bertiga.

Lara : (menangis)

Dimas : (mengambil sapu tangan dari sakunya dan menghapus tangisan di pipi lara) udahlah lar, semuanya Tuhan yang mempertemukan kita. Udah, jangan jadi anak cengeng terus donk…

Gegi : betul kata dimas. Itu semua karena kehendak Tuhan. Dan aku tau kalau kalian berdua adalah sahabat sejatiku untuk selamanya.

Cerita ini hanya fiktif belaka…

Jika ada kesamaan tokoh atau tempat atau latar

saya ucapkan Alhamdulillah jika itu jadi kenyataan….

Hehehehehe……

8 thoughts on “Kawan Sejati

Leave a reply to ikhwanluthfi Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.